Mahasiswa Papua di Aceh Minta Pemerintah Buka Ruang Dialog Penyelesaian Konflik

Details

Lhousemauwe, Metroonlinenews.com – Sejumlah tokoh mahasiswa Papua yang sedang menyelesaikan kuliah di Universitas Malikussaleh (Unimal) Aceh Utara, meminta pemerintah pusat memberikan solusi terbaik dengan membuka ruang dialoq dalam penyelesaian konflik di Tanah Papua.

“Kalau tidak membuka ruang dialog, konflik akan terus berlanjut di Tanah Papua,”ujar Weki Penggu, salah seorang tokoh Mahasiswa asal Papua, dalam gelar konferensi pers di Kampus Unimal, Reuliet, Aceh Utara, Rabu (1/12/2021)

Pernyataan mahasiswa Papua ini disampaikan dalam rangka memperingati hari kemerdekaan West Papua 1 Desember.

Weki Penggu juga menyatakan seandainya pemerintah pusat tidak berani membuka ruang dialog, lebih baik pemerintah pusat memberikan hak penuh untuk kemerdekaan rakyat Papua.

Dalam kesempatan itu, tokoh mahasiswa lainnya, Natalis, juga menuntut pemerintah pusat untuk menarik seluruh militer dari tanah Papua, agar masyarakat sipil Papua tidak trauma dan merasa nyaman untuk melakukan kegiatan sehari-hari di tanahnya sendiri.

“Ada banyak pengungsian disana dan banyak korban pengungsian yang dirawat di rumah sakit dan tempat-tempat tertentu, sehingga kami meminta pemerintah pusat untuk menarik seluruh militer agar kehidupan rakyat Papua bisa berjalan secara damai,”ujar Natalis

Begitu juga dengan pelanggaran HAM berat agar segera diselesaikan karena pelanggaran itu sangat membekas di hati rakyat Papua agar kedepan kita bisa berjalan dengan damai.

Mahasiswa Papua lainnya Charles, juga menuntut untuk membebaskan aktivis Papua Victor Yeimo. Victor diringkus di Jayapura, Papua, Minggu (9/5), sekitar pukul 19.15 WIT usai masuk ke Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak 2019.Victor ditangkap karena menyerukan referendum kemerdekaan Papua yang ia ungkapkan pada 2019 dalam protes anti-rasisme dan kerusuhan di Papua dan Papua Barat. (Rz).